Desa Karangmalang, yang terletak di wilayah "Kota Bambu" Ngawi, Jawa Timur, merupakan salah satu desa yang memiliki kekayaan alam, sejarah, dan budaya yang mengesankan. Desa ini dikenal sebagai kawasan yang subur, dengan bentang alam seluas 250 hektar yang didominasi oleh dataran rendah. Kondisi geografis ini sangat mendukung aktivitas pertanian yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat setempat. Mayoritas penduduk Desa Karangmalang bekerja sebagai petani atau buruh tani, mengolah lahan dengan tanaman padi, jagung, serta berbagai komoditas hortikultura yang menjadi andalan desa. Pertanian dilakukan secara tradisional namun tetap memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan.
Desa Karangmalang terbagi menjadi empat dusun, yakni Karangmalang 1, Karangmalang 2, Karangmalang 3, dan Karangmalang 4. Pembagian ini tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga mencerminkan kedekatan sosial dan budaya antarwarga. Masyarakat desa dikenal sangat ramah dan menjunjung tinggi nilai gotong royong, menjadikan kehidupan sosial mereka harmonis dan penuh kekeluargaan. Tradisi lokal, seperti kenduri desa dan kerja bakti, masih dijaga sebagai bagian dari kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.
Selain sektor pertanian, Desa Karangmalang juga menunjukkan komitmen dalam pemberdayaan sumber daya manusia, khususnya perempuan. Hal ini terlihat dari keberadaan kelompok tenun "Rukun Wanita", sebuah komunitas yang tidak hanya melestarikan keterampilan menenun sebagai warisan budaya, tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi perempuan di desa. Hasil tenun yang mereka produksi memiliki nilai estetika dan kualitas tinggi, sehingga mulai dikenal di pasar lokal maupun regional.
Tidak hanya itu, desa ini juga memiliki pengrajin kayu yang terampil, yang menghasilkan berbagai produk kerajinan berkualitas tinggi seperti mebel dan ukiran. Produk-produk ini menjadi identitas ekonomi kreatif Karangmalang, dengan potensi untuk terus dikembangkan melalui pelatihan, promosi, dan pemasaran berbasis digital. Keterampilan para pengrajin diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikan sektor kerajinan sebagai salah satu kekuatan ekonomi alternatif selain pertanian.
Dengan perpaduan antara potensi alam, keterampilan masyarakat, dan semangat kebersamaan, Desa Karangmalang menjadi contoh desa yang terus tumbuh dan berkembang tanpa meninggalkan akar budayanya. Dukungan dari pemerintah desa dan partisipasi aktif warga menjadi kunci dalam membangun masa depan yang berkelanjutan bagi desa ini.
Asal-usul (Legenda desa)
Punden Sigit: Salah satu kisah asal usulnya berasal dari Punden Sigit, di mana seorang pertapa mencari keselamatan dengan bersembunyi ("nyingit" atau "bersembunyi"). Tempat ini kemudian dikenal sebagai Karangmalang, yang berarti tempat yang aman dan sejahtera.
Legenda Prajurit Majapahit: Kisah lain, berdasarkan tradisi lisan, menceritakan tentang seorang prajurit Majapahit yang kudanya tersandung batu ("karang") yang melintang ("malang") di jalan, menyebabkan kematian prajurit tersebut. Ratu kemudian menamai daerah itu Karangmalang untuk mengenang peristiwa ini.